Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Islam, Modifikasi, Provinsi di Indonesia, Ajaib dan Unik, Tips dan Cara, Jalan Tol, Printer, Pengetahuan Umum

Saturday 13 February 2016

I'RAB DAN BINA-MU'RAB DAN MABNI-

Setelah selesai menjelaskan tentang isim, fiil dan huruf beserta tanda-tandanya, muallif matn al jurumiyyah mulai menjelaskan tentang keadaan dari isim atau fiil yang tak terluput dari : mu’rab atau mabni, beliau mengatakan:

الإعراب هو تغيير أواخر الكلم لاختلاف العوامل الداخلة عليها لفظا أوتقديرا

I’rab adalah berubahan baris akhir suatu kata karena perbedaan amil yang masuk kepadanya, baik secara nampak (perubahan baris itu) ataupun tidak nampak.
I'RAB DAN BINA-MU'RAB DAN MABNI-

Penjelasan (Syarah):

I’rab

Defini I’rab yang dibawakan oleh as-sinhaji dalam matn aljurmiyyah di atas sangat bagus karena menjelaskan secara sederhana penyebab terjadinya perubahan baris dari huruf terakhir setiap kata dalam bahasa arab. Dengan kata lain I’rab adalah berubahnya baris akhir suatu kata karena perbedaan amil yang masuk kepadanya, dari keadaan rafa’ (marfu’/baris dhammah) menjadi nashab (manshub/baris fathah) menjadi jar (majrur/baris kasrah) di sebabkan masuknya suatu amil tertentu.

Sebagai contoh, di bawah ini anda perhatikan kata رَجُلٌ , baris dari huruf terakhirnya ( huruf raa’) akan senantiasa berubah seiring dengan perubahan amil (kata/huruf) yang berada sebelumnya, perhatikan firman Allah di bawah ini:

قَالَ رَجُلٌ

أَتَقْتُلُوْنَ رَجُلاً

أَوْحَيْنَا إِلىَ رَجُلٍ

Perhatikan ayat yang pertama di situ kata “rajul” berbaris dhammah (marfu’) karena amilnya yaitu kata “qaala” menjadikannya (kata rajul) sebagai failnya sehingga kata “rajul” harus rafa’ (marfu’). Kemudian begitu juga ayat yang kedua, perhatikan kata “rajul”, pada ayat ini kata “rajul” adalah manshub (berbaris fathah) karena amil yang berada sebelumnya yaitu kata “taqtulun” membutuhkan maf’ul, karena kata “rajul” adalah maf’ul maka iapun menjadi manshub. Kemudian lihatlah kata “rajul” pada ayat yang terakhir, karena sebelumnya terdapat huruf jar yaitu “ilaa” sebagai amilnya maka kata “rajul” pada ayat itupun menjadi majrur (baris kasrah).

Perubahan baris yang anda lihat pada kata yang kami contohkan di atas (kata “rajul”) dari keadaan rafa’ menjadi nashab kemudian menjadi jar, inilah yang dinamakan dengan I’rab, adapun harakat yang kami sebutkan (dhammah, fathah dan kasrah) ini dinamakan tanda I’rab, sedangkan kata yang mengalamai perubahan tertentu sesuai dengan amil yang masuk kepadanya, kata yang seperti ini dinamakan dengan kata yang mu’rab.

Adapun makna ucapan muallif matn aljurmiyyah لفظاأو تقديرا yaitu bahwasanya pengaruh amil terhadap baris atau harakat akhir suatu kata itu adakalanya zahir (terlihat) atau muqaddar (tak terlihat). Yang zahir contohnya sebagaimana yang kami contohkan sebelumnya yaitu kata “rajul” yang harakatnya nampak secara kasat mata. Untuk yang muqaddar contohnya kata الفتى dalam kalimat misalnya:

جَاءَ الْفَتَى

رَأَيْتُ الْفَتَى

سَلَّمْتُ عَلىَ الْفَتَى

Pada kalimat pertama kata “alfata” yang artinya pemuda dalam keadaan marfu (baris dhammah), namun dhammahnya ditaqdirkan (di-“taqdirkan” maksudnya dikhayalkan bahwa di atas alif-tepatnya alif bengkok-ada baris dhammah) namun karena alif bengkok ini adalah huruf illat (huruf sakit) maka ia tidak bisa menerima baris atau harakat yang zahir, namun kita tetap mengatakan bahwa kata “alfata” adalah marfu dan tanda rafa’nya tetap dhammah, namun dhammahnya muqaddar (ditaqdirkan). Begitu halnya pada kalimat yang kedua di situ kata “alfata” adalah mansub karena pengaruh amil (kata sebelumnya), sehingga kata “alfata” di situ adalah maf’ul yang I’rabnya adalah mansub dan tanda nashabnya adalah fathah namun fathah yang ditaqdirkan. Dan begitu halnya dengan kalimat terakhir di situ “alfata” adalah majrur karena sebelumnya ada huruf jar yaitu “alaa” namun tanda jarrnya bukan kasrah yang zahir namun kasarah yang muqaddar (ditaqdirkan).

I'RAB DAN BINA-MU'RAB DAN MABNI- Rating: 4.5 Diposkan Oleh: ehwah

0 komentar:

Post a Comment