Contoh percakapan bahasa arab tentang cita-cita, Para pengunjung blog less-love yang budiman, kami bakal terus meng-update artikel tentang bahasa arab di blog kami ini, kali ini kami mungkin akan lebih memfokuskan pada materi tentang percakapan bahasa arab, nah kali ini tema kami adalah contoh percakapan bahasa arab tentang cita-cita, dan tentu saja percakapan bahasa arab ini kami sertai dengan artinya dan juga cara membacanya. selamat membaca.
الْمُدَرِّسُ : بَعْدَ الدِّرَاسَةِ, مَاذَا تُرِيْدُ أنْ تَكُوْنَ فِي الْمُسْتَقْبَلِ؟ هَلْ فَكَّرْتَ يَا شَرِيْف فِي مِهْنَةِ الطِّبِّ؟
Al-Mudarris : ba’dad diroosah, maadza turiidu an takuuna fil mustaqbal? hal fakkarta yaa syariif fii mihnatith thibbi?
Guru : setelah kamu lulus sekolah, kamu bercita-cita menjadi apa di masa yang akan datang? apakah kamu berfikir untuk bekerja di bidang kedokteran wahai syarif?
شَرِيْف : لَا أَظُنُّ يَا أُسْتَاذ, فَأَنَا لَا أُحِبُّ الْمَرَضَ وَلَا الْمُسْتَشْفَيَات, أَتَمَنَّى أَنْ أُصْبِحَ مُهَنْدِسًا لِأَبْنِيَ الْبُيُوْتَ وَالْعِمَارَات.
Syarif : laa azhunnu yaa ustadz, fa ana laa uhibbul marodh walal mustasyfayaat, atamannaa an akuuna muhandisan liabniyal buyuut wal ‘imaaroot.
Syarif : saya rasa tidak demikian pak guru, karena saya tidak suka penyakit dan juga tidak suka rumah sakit, saya bercita-cita untuk menjadi insinyur agar saya bisa membangun rumah-rumah dan gedung-gedung.
الْمُدَرِّسُ : وَ أَنْتَ يَا أَيْمَن؟
Al-Mudarris : wa anta yaa ayman?
Guru : dan kamu wahai aiman?
أَيْمَن : أُحِبُّ أَنْ أُكْمِلَ دِرَاسَتِي فِي جَامِعَةٍ دِيْنِيَّةٍ, لِأُصْبِحَ دَاعِيَةً لِلْإِسْلَامِ.
Aiman : uhibbu an ukmila diroosati fii jaami’ah islaamiyyah, li ushbiha daa’iyah lil isalaam.
Aiman : saya ingin melanjutkan pendidikan saya di universitas islam agar saya bisa menjadi seorang da’i islam. Baca Juga : Contoh percakapan bahasa arab perkenalan
الْمُدَرِّسُ : وَأَنْتَ يَاخَلِيْل, مَارَأْيُكَ فِي أَنْ تُصْبِحَ مُحَامِيًا؟ فَأَنْتَ مَاهِرٌ فِي الْخِطَابَةِ.
Al-Mudarris : wa anta yaa kholiil, maa ro’yuk fii an tushbiha muhaamiyan?
Guru : dan kamu wahai kholiil, apa pendapatmu untuk menjadi seorang pengacara?
خَلِيْل : أُفَضِّلُ الصِّحَافَةَ, فَأَنَا أُحِبُّ الْكِتَابَةَ وَأَتَمَنَّى أَنْ أُصْبِحَ صَحَفِيًّا لِأَكْتُبَ فِي مُشْكِلَاتِ الْمُجْتَمَعِ.
Kholil : ufadhdhilush shihaafah, fa ana uhibbul kitaabah wa atamanna an ushbiha shohafiyyan li aktuba fii musykilaatil mujtama’.
Kholil : saya lebih menyukai jurnalistik, karena saya suka menulis dan bercita-cita menjadi seorang wartawan untuk meliput permasalahan publik.
الْمُدَرِّسُ : وَ أَنْتَ يَا فَرِيْد, مَاذَا تَخْتَارُ؟
Al-Mudarris : wa anta yaa fariid, maadza takhtaar?
Guru : da kamu wahai farid, apa yang kamu pilih?
فَرِيْد : أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ لَاعِبًا مَشْهُوْرًا فِي كُرَةِ الْقَدَمِ, يَتَحَدَّثُ عَنِّي النَّاسُ, وَتَكْتُبُ عَنَّي الصًّحُفُ.
Farid : uhibbu an akuuna laa’iban masyhuuron fii kurotil qodam, yatahaddatsu ‘anniin naas wa taktubu ‘anniish shuhuf.
Farid : saya ingin menjadi pemain sepak bola yang tersohor yang mana banyak orang yang membicarakan tentang saya dan Koran-koran meliput tentang saya.
الْمُدَرِّسُ :عَجَبًا, لَمْ يُفَكِّرْ أَحَدٌ مِنْكُمْ فِي مِهْنَةِ التَّعْلِيْمِ.
Al-Mudarris : ‘ajaban, lam yufakkir ahadun minkum fii mihnatit ta’liim.
Guru : sungguh aneh, tidak ada seorang pun dari kalian yang berfikir untuk menjadi guru.
التَّلَامِيْذ : التَّعْلِيْم !! لَا يَا أُسْتَاذ.... إِنَّهَا مِهْنَةٌ شَاقَّةٌ.
At-Talaamidz : at-ta’liim !! laa yaa ustadz… innahaa mihnatun syaaqqah.
Murid-murid : mengajar ( menjadi guru)!! tidak wahai pak guru… karena itu adalah pekerjaan yang sulit.
Begitulah artikel kami kali ini di rubrik belajar bahasa arab yang mana saat ini tema yang kami ambil tentang contoh percakapan bahasa arab tentang cita-cita, besar harapan kami artikel bahasa arab kami kali ini bermanfaat untuk anda semuanya.
0 komentar:
Post a Comment